Mahasiswa Inisiasi Pembentukan Kelompok Wanita Tani
9:00 AM
Bantaeng, Fajar – Mahasiswa
KKN Kebangsaan juga ikut mendukung peranan perempuan dalam dunia pertanian. Mahasiswa
KKN yang berposko di Desa Batu Karaeng, kecamatan Pa’jukukang, membentuk
kelompok wanita tani yang menghimpun kalangan perempuan di kabupaten tersebut.
“Sementara
dalam proses pengurusan izin. Warga sangat antusias untuk membentuk kelompok
wanita tani. Tapi karena administrasinya belum terpenuhi, pembentukannya masih
dalam proses,” jelas Koordinator Mahasiswa KKN yang berposko di desa Batu
Karaeng, Harry Fambudi.
Harry menjelaskan, mahasiswa KKN dibantu Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas
Pertanian dan Peternakan yang bertugas di desa Batu Karaeng. “Sebelumnya, kita
khawatir kelompok wanita tani itu susah terbentuk, karena partisipasi dan minat
warga yang sangat rendah. Tapi, atas bantuan mahasiswa KKN, kita optimis,
kelompok wanita tani bisa terwujud,” jelas petugas PPL, Kadir, kemarin –red (25/11).
Dia
menjelaskan, mahasiswa memfasilitasi kegiatan P2KP (Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan), dengan mengundang sejumlah wanita atau ibu-ibu rumah tangga
di desa Batu Karaeng, sehari sebelumnya. Dalam penyuluhan P2KP tersebut, para
warga yang hadir diberikan motivasi tentang pentingnya membentuk kelompok
wanita tani. Peranannya besar, karena membantu para wanita untuk kegiatan di
dunia pertanian.
Dalam
penyuluhan tersebut, pemateri yang didatangkan dari Badan Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) Bantaeng menjelaskan beberapa peranan penting kelompok
tani. Ketua Bidang Kelembagaan Tani dan Penerapan Teknologi, Hj. Nurhayati, yang
menjadi salah satu pemateri, menjelaskan, ibu rumah tangga akan memiliki
kegiatan untuk mengaktualisasikan diri, sambil memanfaatkan waktu luang
disela-sela kesibukannya mengurus rumah.
“Kedua,
dengan kelompok wanita tani, akan mendukung program pemerintah untuk
memaksimalkan pengelolaan lahan pekarangan. Nantinya, kelompok wanita tani akan
mendapatkan pelatihan dari PPL tentang pengelolaan lahan, pembibitan, hingga
pasca panien,” kata dia.
Kelompok wanita tani dibuat dengan struktur
kelompok tani pada umumnya, yakni terdiri dari ketua, sekretaris, dan
bendahara. Dengan begitu, proses cocok tanam di pekarangan rumah-rumah warga
akan dikerjakan secara terorganisir. Kelompok wanita tani yang mempunyai satu
rumah pembibitan akan membantu menyuplai proses tanam di pekarangan rumah
warga.
Pemateri
lain, yakni Sekretaris BPKPPP, Ir Budi Taufik menerangkan, bahwa pekarangan
rumah juga bisa dimanfaatkan untuk apotik hidup, warung hidup, dan bank hidup. “Pemanfaatan
pekarangan yang baik, akan mengurangi tingkat pengeluaran warga untuk konsumsi
karena kebutuhan sayur dapat dipenuhi dari pekarangan rumah masing-masing,”
jelasnya. (sbi/aha)
Artikel ini dimuat di koran
Fajar edisi Rabu, 27 November 2013
0 comments